Race MotoGP yang biasanya setiap minggu gak gue lewatkan, tapi race Minggu 23 Oktober 2011 di sirkuit Sepang Malaysia kali ini gue gak nonton. Ada pekerjaan yang harus diselesaikan di depan komputer dan gue lebih memilih menghabiskan siang ini di depan monitor komputer daripada di depan televisi. Toh juara dunianya sudah ketauan, Casey Stoner yang memastikan gelar di Australia pada race Minggu lalu.

Namun ternyata keputusan gue untuk tidak nonton MotoGP minggu ini kurang tepat, karena ada insiden besar yang gue lewatkan. Seperti halnya kalau tidak menonton pertandingan bola, tidak nonton MotoGP pun masih bisa digantikan dengan "nonton via twitter", walau tanpa gambar, informasi yang disajikan following gue cukup update untuk menggantikan televisi. Saat itu gue melihat salah satu tweet yang menerangkan Simoncelli kecelakaan. (Tapi setelah itu tidak ada update-an tweet apapun dari para following gue).

Barusan, selesai tidur siang, gue kembali membuka komputer dan tentu saja twitter, dan gue terkejut dengan timeline yang lagi rame membicarakan kematian Marco Simoncelli. Simoncelli tidak bisa diselamatkan akibat kecelakaan tadi setelah sebelumnya dilarikan ke rumah sakit di Kuala Lumpur Malaysia. Marco Simoncelli Meninggal Dunia.

Gue pun browsing mencari-cari beritanya, ternyata kronologinya begini : Simoncelli sedang memperebutkan posisi ke4 dengan Alvaro Bautitsa, Simoncelli kehilangan kendali di tikungan 11 karena ban yang belum stabil karena masih lap-lap awal. Naas, Simoncelli jatuh di tengah track dan langsung terhantam oleh Valentino Rossi dan Collin Edward yang melaju kencang di belakangnya. Rossi dan Edward pun terjatuh, namun masih bisa bangkit, sementara Simoncelli terkapar di tengah track dengan kondisi helm lepas. Red flag pun dikibarkan, dan balapan dibatalkan karena tim medis sedang fokus pada Simoncelli.

Gue penasaran gimana kecelakaannya, namun video yang beredar di youtube sudah dihapus karena melanggar hak cipta Dorna Sports, beruntung om Andi Sakab sempat membuat screenshotnya sebelum video dihapus

Kelindes sama Edward :(

Dalam pandangan gue, Marco Simoncelli adalah pembalap yang bertalenta, dan penuh gairah di setiap race yang dia ikuti. Gue udah sering liat Simoncelli waktu masih di 250cc, dan pada akhirnya dia pindah ke kelas MotoGP pada tahun 2010 (bersama Lorenzo). Menurut gue, secara garis besar, gaya pembalap ada dua, yaitu gaya bertalenta dan gaya terlatih. Gaya bertalenta menonjolkan bakat dan insting, contohnya Valentino Rossi dan Marco Simoncelli, sementara gaya terlatih menonjolkan skill, ketajaman, dan kecerdasan, contohnya Pedrossa dan Stoner. Menurut gue gaya balap Simoncelli adalah gaya bertalenta, dengan gaya flamboyannya Simoncelli memang dianggap sedikit "liar" di track dan dikeluhkan oleh rider lain.

Gaya "liar" Simoncelli pun memakan korban, yakni Pedrosa yang jalannya "diserobot" dan mengakibatkan Pedrosa mengalami kecelakaan serius yang membuatnya absen di beberapa race dan mengubur impian menjadi juara dunia MotoGP pertama kali pada 2011 ini. Semenjak itu, Simoncelli menjadi kontroversi dan dikecam oleh beberapa pembalap lain seperti Lorenzo dan Valentino Rossi.

Namun siapa sangka, pembalap kribo asal tim Honda Gresini harus pergi secepat itu, ditelan keganasan sirkuit Sepang Malaysia. Tahun yang buruk untuk MotoGP setelah kecelakaan Pedrosa, kecelakaan Lorenzo di Australi yang membuatnya kehilangan ujung jari, dan sekarang salah satu pembalap terbaik Marco Simoncelli harus pergi untuk selama-lamanya.

Berita tentang meninggalnya Marco Simoncelli :