Kalau saya membuat daftar "Hal-Hal yang Jauh Lebih Gampang Diomongin Dariapda Dilakuin", sudah pasti saya akan memasukkan "membantah hoaks di grup keluarga"pada urutan teratas (bersanding dengan melakukan trik ollie di Skateboard). Saya cukup beruntung karena grup WhatsApp keluarga saya lumayan sehat. Jika ada informasi hoaks atau bahkan masih simpang-siur, anggota keluarga yang lain sudah langsung saling auto-correct memberikan bantahan atau informasi validnya. Jadi bisa dibilang saya minim pengalaman tentang meluruskan hoaks di grup WA keluarga. Namun saya paham betul, bagi banyak dari kamu, membicarakan tentang hoaks yang bersirkulasi dengan bebasnya di grup-grup WA keluarga sangat relatable dan mungkin adalah salah satu permasalahan era digital generasi kita.
Me-debunk hoaks di grup WA keluarga kedengarannya memang mudah, jika ada informasi yang tidak benar dibagikan oleh salah satu anggota keluarga, kita tinggal membantahnya dengan memberi informasi yang benar bin valid dan dibagikan ke grup yang sama? Bukan begitu kisanak? Memang begitu, tapi dalam prakteknya, tidak semudah itu.
Rasa gak enak saat ingin membantah anggota keluarga yang lebih tua tentunya selalu menghantui saat ingin meluruskan hoaks di grup. Entah "adat ketimuran" yang bisa kita salahkan atau mungkin upbringing unggah-ungguh didikan dari kecil, tapi rasa gak enak itu adalah resistensi terbesar bagi generasi yang lebih muda--yang sering kali lebih melek informasi--untuk membantah hoaks dari generasi di atasnya. Belum lagi bagi beberapa yang berhasil melewati tembok tebal bernama "gak enak" itu, ego generasi tua yang terluka karena dikoreksi yang lebih muda kadang bermaterialisasi melalui respon yang sungguh tidak enak dan membuat kita enggan mencoba lagi.
Namun tidak dengan Fifi. Sahabat saya dari zaman kuliah ini beberapa kali share tentang petualangannya me-debunk hoaks di grup WA keluarga besarnya. Tidak hanya sekali dua kali, Fifi konsisten memberikan bantahan terhadap hoaks dan disinformasi yang bermunculan di grup. Sayang (spoiler alert), pada akhirnya dia malah di-kick dari grup. Bagaimana itu bisa terjadi? Di sela-sela kesibukannya kuliah magister secara online, berjualan pastry (yang enak banget kamu harus coba), dan share meme ke grup LINE khusus meme kami, Ia berhasil saya ganggu untuk menceritakan hari-hari heroiknya sebagai debunker hoaks grup WA keluarga.
Di Grup WA mana yang hoaksnya sering kamu bantah? Ada siapa aja di sana?
hoaks pertama yang dibantah Fifi di grup. |
Contoh sindiran yang diterima Fifi dan detik-detik Fifi keluar dari grup. |
Tidak instan memang efeknya, dan tentu saja tidak mudah serta membutuhkan effort tinggi, tapi dibutuhkan. Mungkin debunker hoaks di grup keluarga sudah pantas disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa di era digital. Gimana menurutmu? Apa kamu juga punya pengalaman ngelurusin hoaks di grup WA keluarga? Ceritain dong!
***